SIB/G1 / Serahkan Majalah Geologi : Sekretaris Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dr Ir Yunus Kusumahbrata MSc (kanan) menyerahkan Majalah Geologi populer kepada anggota DPRD Sumut Rooslynda Marpaung yang juga caleg DPR RI Partai Demokrat dari Dapil II Sumut (no 2 dari kiri), disaksikan Wakil Pemimpin Umum/Ketua Dewan Redaksi "SIB" GM Chandra Panggabean (kiri) dan Hinca Panjaitan, Caleg DPR RI Partai Demokrat dari Dapil III Sumut
Pemerintah pusat, melalui Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mempersiapkan daerah Toba (kawasan Danau Toba), Provinsi Sumut sebagai Geopark dunia (Taman Bumi Dunia).
Jika hal itu terwujud, maka kawasan Danau Toba yang indah pemandangannya itu akan menjadi Taman Bumi Dunia, mengikuti China yang kini sebagai negara Geopark terkenal di dunia.
"Saat ini sedang kita persiapkan, kawasan Toba sebagai geopark dunia, dan diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2015 ," kata Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Dr Ir Y Yunus Kusumahbrata MSc ketika menerima Rooslynda Marpaung , anggota DPRD Sumut yang juga Caleg DPR RI Partai Demokrat dari Dapil II Sumut, Rabu (12/2/2014) di kantornya Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Rooslynda Marpaung didampingi Wakil Pemimpin Umum/ Ketua Dewan Redaksi "SIB" GM Chandra Panggabean, dan Hinca Panjaitan, yang juga Caleg DPR RI Partai Demokrat dari Dapil III Sumut.
Rooslynda, yang sejak beberapa bulan terakhir berkeliling dan berdialog dengan masyarakat di kawasan Danau Toba menyampaikan harapan dan keinginan masyarakat tentang pentingnya upaya dan terobosan pengelolaan berbagai potensi yang dimiliki daerah Sumut umumnya dan kawasan Danau Toba khususnya sehingga lebih bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Keinginan dan kerinduan masyarakat itulah yang kita sampaikan kepada pemerintah, melalui Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," kata Rooslynda sambil menambahkan, misi mereka adalah memberi semangat dan motivasi kepada pemerintah sehingga arif dan bijaksana untuk merespon aspirasi masyarakat.
Chandra Panggabean mengemukakan, sesungguhnya program pemerintah ini, sudah sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Sumut, khususnya kawasan Danau Toba, yang mencakup 7 kabupaten, yakni Kab Simalungun, Karo, Dairi, Humbahas, Taput, Tobasa dan Kab Samosir.
Hinca Panjaitan menyatakan, geopark mencakup tiga bagian yang satu sama lain saling berkaitan. Pertama, menyangkut geologinya, yakni batu-batuan khusus yang belum tentu dimiliki daerah lain.
Kedua, biologinya, yakni tumbuh-tumbuhan atau daun-daunan yang bisa disebut sebagai herbal di negara maju. Ketiga, menyangkut budaya dan adat istiadatnya yang khas, yang menjadi warisan nenek moyang atau leluhur masyarakat.
"Ketiga hal, yang merupakan prasyarat sebagai geopark ini memang dimiliki daerah di kawasan Danau Toba, " ujar Hinca Panjaitan.
Banyak DitulisYunus Kusumahbrata mengakui tentang kawasan Danau Toba telah banyak ditulis dalam literatur. Bahkan, beberapa professor dan doktor di Arizona, baik di Amerika Serikat maupun Eropa dan Francis sangat kenal dengan Danau Toba.
Fenomena alam yang memberikan suatu kepingan sejarah, mengenai kejadian di bumi sekitar 74.000 tahun lalu sangat spektakuler.
Bukti-buktinya dapat dilihat sekarang, betapa dahsyatnya asal muasal terjadinya Danau Toba.
Badan Geologi, kata Yunus memiliki tugas melakukan optimalisasi resoursis yang sifatnya warisan alam bumi.
Dewasa ini, hal ini memang merupakan salah satu potensi yang bisa dijual dalam rangka mendorong kegiatan keparawisataan, khususnya di hilir.
Sedangkan di hulunya, bukti-bukti yang ada perlu diangkat ke permukaan sehingga lebih dikenal masyarakat, sampai ke seantero dunia.
"Intinya, item demi item diperkenalkan secara runut dan transparan, sehingga terlihat sebuah proses yang bisa diapresiasi," ujar Yunus sambil menambahkan, tiga komponen alam yang dimiliki bisa dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan daerah kawasan Danau Toba sehingga bisa dinamai geopark atau taman bumi.
Mengapa dinamai geopark, bukan culturpark atau ekopark, kata Yunus, salah satu alasannya adalah untuk mengikuti program Unesco. Sebab, sejak 10 tahun lalu, Unesco mengembangkan program yang namanya geopark.
Menurutnya, geopark ada 860 situs di seluruh dunia dan Indonesia sudah memiliki Subak (Bali ), Borobudur (Yogyakarta). Selain itu ada yang sifatnya alam murni seperti Ujung Kulon dan beberapa yang lainnya, walau terkesan kurang besar manfaatnya bagi masyarakat.
Dalam geopark ada satu kelebihannya, di samping menggabungkan tiga unsur (kaldera, herbal dan budaya), ada satu kewajiban bahwa program itu bisa mengangkat drajat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini jelas tertera dalam program Unesco.
Yunus membenarkan, sejak 10 tahun lalu, China sangat agresif dan saat ini sudah mempunyai 128 geopark nasional dan dari jumlah itu sudah berhasil mengusung 30 menjadi geo global.
Dengan instrumen ini, China berhasil mendongkrak hasil dari pariwisata, sekitar Rp 450 trilyun per tahun. Sedangkan Indonesia yang sudah terjun sejak tahun 2008 berhasil mengusung 2 geopark menjadi global geo yakni daerah Batur dan Gunung Sewu. Yang lainnya, masih ada yang geopark lokal dan geopark nasional. Sementara Danau Toba, termasuk geopark nasional.
Menurut Yunus, salah satu kesulitan mengangkat Danau Toba menjadi geopark dunia adalah karena berada di kawasan 7 kabupaten, sehingga koordinasinya tidak mudah. Sedangkan Batur, Malang, hanya satu kabupaten.
Terkait dengan itu, dibutuhkan koordinasi yang intensif, baik antar ketujuh kabupaten, maupun ke tingkat provinsi. Sebab, sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Daerah, para bupati memiliki otoritas tersendiri, untuk mengatur daerah dalam skala tertentu.
Selain itu, perlu sosialisasi secara luas, sehingga cepat ditangkap oleh seluruh masyarakat dan para pejabat instansi terkait. Harian Sinar Indonesia Baru ( SIB) juga diharapkan berperan untuk menyebar luaskan hal ini, sehingga masyarakat banyak mengetahuinya.
Tujuan utama geopark , selain konservasi, edukasi dan keparawisataan juga melestarikan budaya sebagai kearifan lokal sehingga tumbuh ekonomi masyarakat yang berbasis ekonomi kreatif, yang ujung-ujungnya punya dampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ditargetkan, pada tahun 2015, kawasan Danau Toba akan menjadi geopark dunia (geo global). Kini sedang disusun dan dihimpun beberapa persyaratan, dan setelah rampung dan lengkap akan segera diajukan ke Unesco.
Biasanya, pihak Unesco akan datang langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk melakukan survey dan cross chek. Bagaimana hasilnya, tergantung penilaian Unesco sendiri karena tim pencari fakta dan penilai tidak bisa di intervensi dengan cara apapun.
Diharapkan pula agar para Bupati, di tujuh Kabupaten yang berada dikawasan Danau Toba mempersiapkan segala sesuatu menyambut program geopark ini, seperti infrastruktur, sikap mental masyarakat dan lain sebagainya.
Yunus mengemukakan, saat ini merupakan momen yang tepat untuk mewujudkan program geopark, demi kepentingan keparawisataan khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Sumber SIB
Jika hal itu terwujud, maka kawasan Danau Toba yang indah pemandangannya itu akan menjadi Taman Bumi Dunia, mengikuti China yang kini sebagai negara Geopark terkenal di dunia.
"Saat ini sedang kita persiapkan, kawasan Toba sebagai geopark dunia, dan diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2015 ," kata Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Dr Ir Y Yunus Kusumahbrata MSc ketika menerima Rooslynda Marpaung , anggota DPRD Sumut yang juga Caleg DPR RI Partai Demokrat dari Dapil II Sumut, Rabu (12/2/2014) di kantornya Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Rooslynda Marpaung didampingi Wakil Pemimpin Umum/ Ketua Dewan Redaksi "SIB" GM Chandra Panggabean, dan Hinca Panjaitan, yang juga Caleg DPR RI Partai Demokrat dari Dapil III Sumut.
Rooslynda, yang sejak beberapa bulan terakhir berkeliling dan berdialog dengan masyarakat di kawasan Danau Toba menyampaikan harapan dan keinginan masyarakat tentang pentingnya upaya dan terobosan pengelolaan berbagai potensi yang dimiliki daerah Sumut umumnya dan kawasan Danau Toba khususnya sehingga lebih bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Keinginan dan kerinduan masyarakat itulah yang kita sampaikan kepada pemerintah, melalui Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," kata Rooslynda sambil menambahkan, misi mereka adalah memberi semangat dan motivasi kepada pemerintah sehingga arif dan bijaksana untuk merespon aspirasi masyarakat.
Chandra Panggabean mengemukakan, sesungguhnya program pemerintah ini, sudah sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Sumut, khususnya kawasan Danau Toba, yang mencakup 7 kabupaten, yakni Kab Simalungun, Karo, Dairi, Humbahas, Taput, Tobasa dan Kab Samosir.
Hinca Panjaitan menyatakan, geopark mencakup tiga bagian yang satu sama lain saling berkaitan. Pertama, menyangkut geologinya, yakni batu-batuan khusus yang belum tentu dimiliki daerah lain.
Kedua, biologinya, yakni tumbuh-tumbuhan atau daun-daunan yang bisa disebut sebagai herbal di negara maju. Ketiga, menyangkut budaya dan adat istiadatnya yang khas, yang menjadi warisan nenek moyang atau leluhur masyarakat.
"Ketiga hal, yang merupakan prasyarat sebagai geopark ini memang dimiliki daerah di kawasan Danau Toba, " ujar Hinca Panjaitan.
Banyak DitulisYunus Kusumahbrata mengakui tentang kawasan Danau Toba telah banyak ditulis dalam literatur. Bahkan, beberapa professor dan doktor di Arizona, baik di Amerika Serikat maupun Eropa dan Francis sangat kenal dengan Danau Toba.
Fenomena alam yang memberikan suatu kepingan sejarah, mengenai kejadian di bumi sekitar 74.000 tahun lalu sangat spektakuler.
Bukti-buktinya dapat dilihat sekarang, betapa dahsyatnya asal muasal terjadinya Danau Toba.
Badan Geologi, kata Yunus memiliki tugas melakukan optimalisasi resoursis yang sifatnya warisan alam bumi.
Dewasa ini, hal ini memang merupakan salah satu potensi yang bisa dijual dalam rangka mendorong kegiatan keparawisataan, khususnya di hilir.
Sedangkan di hulunya, bukti-bukti yang ada perlu diangkat ke permukaan sehingga lebih dikenal masyarakat, sampai ke seantero dunia.
"Intinya, item demi item diperkenalkan secara runut dan transparan, sehingga terlihat sebuah proses yang bisa diapresiasi," ujar Yunus sambil menambahkan, tiga komponen alam yang dimiliki bisa dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan daerah kawasan Danau Toba sehingga bisa dinamai geopark atau taman bumi.
Mengapa dinamai geopark, bukan culturpark atau ekopark, kata Yunus, salah satu alasannya adalah untuk mengikuti program Unesco. Sebab, sejak 10 tahun lalu, Unesco mengembangkan program yang namanya geopark.
Menurutnya, geopark ada 860 situs di seluruh dunia dan Indonesia sudah memiliki Subak (Bali ), Borobudur (Yogyakarta). Selain itu ada yang sifatnya alam murni seperti Ujung Kulon dan beberapa yang lainnya, walau terkesan kurang besar manfaatnya bagi masyarakat.
Dalam geopark ada satu kelebihannya, di samping menggabungkan tiga unsur (kaldera, herbal dan budaya), ada satu kewajiban bahwa program itu bisa mengangkat drajat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini jelas tertera dalam program Unesco.
Yunus membenarkan, sejak 10 tahun lalu, China sangat agresif dan saat ini sudah mempunyai 128 geopark nasional dan dari jumlah itu sudah berhasil mengusung 30 menjadi geo global.
Dengan instrumen ini, China berhasil mendongkrak hasil dari pariwisata, sekitar Rp 450 trilyun per tahun. Sedangkan Indonesia yang sudah terjun sejak tahun 2008 berhasil mengusung 2 geopark menjadi global geo yakni daerah Batur dan Gunung Sewu. Yang lainnya, masih ada yang geopark lokal dan geopark nasional. Sementara Danau Toba, termasuk geopark nasional.
Menurut Yunus, salah satu kesulitan mengangkat Danau Toba menjadi geopark dunia adalah karena berada di kawasan 7 kabupaten, sehingga koordinasinya tidak mudah. Sedangkan Batur, Malang, hanya satu kabupaten.
Terkait dengan itu, dibutuhkan koordinasi yang intensif, baik antar ketujuh kabupaten, maupun ke tingkat provinsi. Sebab, sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Daerah, para bupati memiliki otoritas tersendiri, untuk mengatur daerah dalam skala tertentu.
Selain itu, perlu sosialisasi secara luas, sehingga cepat ditangkap oleh seluruh masyarakat dan para pejabat instansi terkait. Harian Sinar Indonesia Baru ( SIB) juga diharapkan berperan untuk menyebar luaskan hal ini, sehingga masyarakat banyak mengetahuinya.
Tujuan utama geopark , selain konservasi, edukasi dan keparawisataan juga melestarikan budaya sebagai kearifan lokal sehingga tumbuh ekonomi masyarakat yang berbasis ekonomi kreatif, yang ujung-ujungnya punya dampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ditargetkan, pada tahun 2015, kawasan Danau Toba akan menjadi geopark dunia (geo global). Kini sedang disusun dan dihimpun beberapa persyaratan, dan setelah rampung dan lengkap akan segera diajukan ke Unesco.
Biasanya, pihak Unesco akan datang langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk melakukan survey dan cross chek. Bagaimana hasilnya, tergantung penilaian Unesco sendiri karena tim pencari fakta dan penilai tidak bisa di intervensi dengan cara apapun.
Diharapkan pula agar para Bupati, di tujuh Kabupaten yang berada dikawasan Danau Toba mempersiapkan segala sesuatu menyambut program geopark ini, seperti infrastruktur, sikap mental masyarakat dan lain sebagainya.
Yunus mengemukakan, saat ini merupakan momen yang tepat untuk mewujudkan program geopark, demi kepentingan keparawisataan khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Sumber SIB
EmoticonEmoticon